Depan LEGENDA DESA SEJARAH DESA Legenda Desa Bunigeulis

Legenda Desa Bunigeulis

LEGENDA   DESA   BUNIGEULIS

 

Desa Bunigeulis pada awalnya hanyalah merupakan sebuah kampong dengan nama kampung Karang Sari, termasuk pada wilayah Desa Tundagan.  Desa Bunigeulis menjadi desa Definitif kurang lebih pada tahun  1823.

 

Berdasarkan cerita/legenda Kepala Desa (Kuwu ) pertama (buyut BapakS obari), Bukti peninggalanya berupa Tanah Bengkok Kepala Desa (Kawung Luwuk). Pemakaman Kuwu pertama terletak di pemakaman keluarga (blok) Dukuh

Semenjak menjadi desa definitif sampai sekarang telah terjadi pergantian Kepala Desa ( Kuwu ) sebanyak 16 kali Definitif dan 4 kali Pejabat Sementara.  Adapun susunan Kepala Desa ( Kuwu )  dan Pejabat Sementara Kepala Desa/Kuwu dari pertama sampai sekarang tersebut adalah sebagai berikut

1.     1823-……    Jayadiraksa,                      

2.     ……-……    Natawijaya,

3.     ……-……    Tidakdiketahuinamanya,

4.     ……-……    Tidakdiketahuinamanya,

5.     ……-……    Yakub (Saung),

6.     ……-……    Suhada,

7.     ……-……    Tidakdiketahuinamanya( OrangTuaKertaAtmaja Ahmad Kuwu ke-9 ),

8.     1921-1925    Karyawilastra ( Orang Tua Danu SaputraKuwu ke-11 ),

9.     1925-1960    Kerta Atmaja Ahmad,

10.   1960-1968    Wiraatmaja Dulgani,

11.   1968-1977    Danu Saputra,

12.   1977-1979    Natasasmita Sudja’i ( Pjs )

13.   1979-1987    Sukandi,

14.   1987-1988    Jaham ( Pjs)

15.   1988-1997    Makdi,

16.   1997-1998    K. Sumpena ( Pjs )

17.   1998-2006    Durahman.

18.   2006-2007    AdiPuryadi( PJs )

19.   2007-2013    Mistam

20. 2013-2019     DedeYosepa

21. 2019-2024    Adi Puryadi, S.Pd

Kata BUNIGEULISbahasa kirata yaitu kata  “anu geulis dibunikeun“ (wanita cantik yang disembunyikan), menurut para tokoh masyarakat legenda desa Bunigeulis adalah sebagai berikut :

“Pada Zaman dahulu ada sebuah kampung yang bernama Karang sari, dengan jumlah rumah sebanyak 20 bangunan, orang yang pertama tinggal menetap dikampung tersebut ada dua orang yaitu “ Buyut Gedut dan Aki Lasah“. Pada suatu hari ke kampong Karang sari datang seorang wanita yang sangat cantik.  Kecantikan wanita itu tiada bandingannya, sehingga setiap orang yang melihatnya akan terpesona, selain wajahnya yang sangat cantik wanita tersebut memiliki rambut yang amat panjang, sehingga ketika menyisi rambutnya harus dibantu dengan sebuah galah ( gantar ) dari bambu untuk menyangganya.

Setelah tiba dikampung Karang sari wanita tersebut langsung menemui Ki Buyut gedut dan Aki Lasah. Kedua orang tersebut menanyakan maksud dan tujuan, asal-usul serta nama wanita tersebut.

Wanita tersebut menjelaskan bahwa ia berkeinginan tinggal dan menetap dikampung Karang Sari. Mengenai asal usul ia menerangkan tidak tahu kedua orang tuanya, dimana ia tinggal, ia hanya menjelaskan bahwa namanya Nyai Ratu Sekar Paton ( Nyi Mas Sekar Paton ).

Buyut Gedut dan Aki Lasah menerima kedatangan Nyai Ratu Sekar Paton. Nyai Ratu Sekar Paton sendiri tinggal di rumah Aki Lasah. Alkisah kecantikan Nyai Ratu Sekar Paton terkenal kemana-mana, bahkan sampai ke Keraton Sultan Cirebon dan Keraton Mataram. Sultan Cirebon setelah mendengar bahwa dikampung Karang sari ada wanita yang sangat cantik, beliau mengutus kepercayaannya untuk meminang wanita tersebut.

Orang pertama yang diberi kepercayaan untuk meminang Nyai Ratu Sekar Paton adalah Lebe Leteng. Setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh dan sulit akhirnya sampailah Lebe Leteng tersebut ke kampung Karang sari. Lebe Teteng tersebut menyampaikan maksud dan tujuan kepada Nyai Ratu Sekar Paton. Akan tetapi lamarannya ditolak karena Nyai Ratu Sekar Paton tersebut belum berniat untuk berumah tangga.

Karena tugasnya tidak berhasil akhirnya Lebe leteng memutuskan untuk tidak kembali ke kasultanan Cirebon dan tinggal menetap di kampung Karang sari. Kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh Lebe Leteng di kampung Karang sari adalah mengajarkan membaca Al Qur’an kepada masyarakat setempat.  Setelah meninggal Dunia Lebe Leteng dimakamkan dipemakaman Mbah Modin. Peninggalan Lebe Leteng sampai sekarang masih ada berupa satu rumpun pohon bambu ( dekat rumah bapak Saphari ).

Karena Lebe Leteng tidak kembali lagi, maka Sultan Cirebon  mengutus lagi kepercayaannya yang bernama Mbah Modin. Seperti utusan yang terdahulu maka Mbah Modin pun gagal melaksanakan tugas dari Sultan Cirebon, sehingga beliau memutuskan untuk tidak kembadi dan tinggal menetap di kampung Karang sari.

Kegiatan Mbah Modin di kampung Karang sari adalah menjadi imam dilanggar dan menjadi bengkong ( Juru sunat ). Bukti peninggalan Mbah Modin sampai saat ini masih ada berupa “ Padasan “ atau semacam Guci berukir. Padasan tersebut berfungsi sebagai alat mengambil air untuk berwudlu. Sampai saat ini benda tersebut tetap ada tersimpan di Mesjid Desa Bunigeulis.

Setelah meninggal dunia Mbah Modin dimakamkan di pemakaman Mbah Modin yang sampai saat ini tetap terawat dengan baik.

Sultan Cirebon karena kedua kalinya tidak kembali lagi, maka beliau mengutus lagi kepercayaannya yang bernama Buyut Sangar,  Utusan ini pun sama seperti utusan terdahulu yang gagal melaksanakan tugas dari Sultan Cirebon. Setelah tinggal menetap di kampung Karang sari Buyut Sangar memberikan didikan keamanan dan ketertiban kampong tersebut sampai akhir hayatnya. Makam Buyut Sangar terletak di pemakaman Umum Astana Deukeut.

Walaupun telah tiga kali mengirim utusan dan menemui kegagalan, namun Sultan Cirebon tidak pernah putus asa beliau mengutus lagi kepercayaan yang bernama Pangeran Sindang Kalangan. Misi yang diemban oleh Pangeran Sindang Kalangan sama seperti utusan terdahulunya dan mengalami hal yang sama yaitu gagal melaksanakan tugas yang diemban, sehingga beliau pun tidak mau kembali dan tinggal menetap di kampung Karang sari sampai akhir hayatnya. Dalam kegiatan sehari harinya Pangeran Sindang Kalangan memberikan didikan di bidang pertanian terutama tanaman padi.  Setelah meninggal Pangeran sindang Kalangan dimakamkan di Astana Deukeut sebelah barat.

Utusan terakhir dari Sultan Cirebon untuk meminang Nyai Ratu Sekar paton adalah bernama Buyut Rurah. Buyut Rurah pun gagal melaksanakan tugas. Akhirnya beliau pun memutuskan untuk tidak kembali dan tinggal menetap di kampong Karang sari. Setelah menetap di kampung Karang sari beliau diangkat menjadi kepala kampong dengan sebutan Rurah. Selain memimpin kampung dalam kesehariannya beliau pun mengajarkan seni bela diri.

Seperti apa yang diutarakan tadi, bahwa kecantikan paras Nyai Ratu Sekar Paton sangat cantik hingga tersebar sampai ke Keraton Mataram. Mendengar berita tentang adanya wanita cantik, Sultan Mataram tergugah hatinya serta berniat untuk melamar dan mempersunting wanita tersebut.

Pada suatu hari Sultan Mataram memberikan tugaskepada Patihnya bernama Bayanuntuk meminang Nyai Ratu Sekar Paton. Sebelum berangkat Sultan Mataram tersebut beramanat kepada Patih Bayan, walau bagaimana pun wanita tersebut harus dapat dibawa ke keratin. Untuk menambah rasa percaya diri maka Sultan Mataram memberikan sebilah keris yang bernamakeris “ Kalamujeng “.

Setelah melalui perjalanan yang cukup jauh dan sulit, maka Patih Bayan tersebut sampai di kampung Karang sari. Patih Bayan tersebut setelah bertemu Nyai Ratu Sekar Paton beliau mengutarakan maksud dan tujuannya.

Nyi Ratu Sekar Paton setelah mendengar maksud dan tujuan Patih Bayan beliau menjawab tidak ada / belum ada niat berumahtangga. Dijelaskan pula bahwa calon suaminya nanti sesudah berdiri sebuah negara yang dipimpin oleh seseorang yang bergelar Ratu Adil Danarasa. Mendengar penolakan dari Nyai Ratu Sekar Paton tersebut, Patih Bayan merasa tersinggung perasaannya dan bersitegang untuk membawa Nyai Ratu Sekar Paton tersebut ke Keraton Mataram.

Dikarenakan musyawarah dengan cara damai tidak dapat tercapai, akhirnya terjadilah perkelahian sengit antara Nyai Ratu Sekar Paton dengan Patih Bayan dipekarangan rumah Aki Lasah yang dimana Nyai Ratu Sekar Paton menetap.

Dinding rumah Aki Lasah terbuat dari anyaman bambu yang berbentuk kepang tanjeur, serta pekarangan rumah dipagar dengan bambu bentuk pagar kandang jaga. Pada waktu perkelahian sengit dan lahan sangat sempit rambut Nyai Ratu Sekar Paton  yang sangat panjang terbelit pada dinding rumah dan pagar.  Melihat kejadian tersebut Patih Bayan berkeyakinanakan segera dapat menangkap dan membawa Nyai Ratu Sekar Paton. Namun kenyataannya pada waktu Patih Bayan akan menangkap Nyai Ratu Sekar Paton, dengan sigap Nyai Ratu Sekar Paton meloncat ke udara. Pada waktu meloncat ke udara dinding rumah beserta pagar kandang jaga terangkat karena tersangkut oleh rambut Nyai Ratu Sekar Paton.

Patih Bayan pun tidak tinggal diam dan langsung melompat ke udara dan terjadi lagi perkelahian sengit di udara. Pada waktu Patih Bayan hamper berhasil menangkap rambut Nyai Sekar Paton yang dibebani pagar kandang jaga dan dinding rumah dengan cekatan menginjakkan kaki di tanah.

Setelah Nyai Ratu Sekar Paton menginjakan kaki ditanahbeliauberkata : “ Wahai anak cucuku aku berpesan kepada kalian,  nama Karang sari agar berganti nama menjadi Bunigeulis dan tidak boleh membuat pagar kandang jaga serta diding rumah dari bilik bamboo berbentuk kepang tanjeur ”.

Setelah mengucapkan pesan tersebut beliau menantang kembali Patih Bayan untuk meneruskan perkelahian. Mendengar tantangan tersebut Patih Bayan segera menginjakan kaki ditanah. Pada waktu saling berhadapan Nya iSekar Paton berkata, “ hai Patih Bayan, kalau benar-benar Sang Patih benar-benar laki-laki yang  sakti mandraguna,  mari kita teruskan perkelahian di dalam tanah “. Selesai mengucapkan kata-kata tersebut tadi, Nyai Ratu Sekar Paton langsung masuk kedalam tanah ( Nerus Bumi ).

Bekas masuknya Nyai Ratu Sekar Paton kedalam tanah didekat sebuah pohon yang bernama kilampayan. Patilasan tempat masuknya Nyai Sekar Paton kedalam tanah terletak di blok Karang Peundeuy. Sampai sekarang tempat tersebut masih ada dan tetap terpelihara dengan baik. Sejak peristiwa tersebut kampung Karang sari berubah menjadi Bunigeulis.

Warga Bunigeulis menganggap bahwa Nyai RatuS ekar Paton adalah leluhur mereka. Pesan itu sampai saat ini tetap ditaati, yakni pantang membuat pagar kandang jaga dan bilik dinding dengan bentuk kepang tanjeur.

Pemeliharaa nmakam-makam keramat diantaranya Patilasan Nyai Ratu Sekar Paton secara rutin tetap dipelihara oleh warga Desa Bunigeulis.

Itulah sekelumit legenda Desa Bunigeulis, Wallahualam bisawab hanyaTuhan Yang MahaEsa yang MahaTahu.